BEASISWA MUHAMMADIYAH BANTU WARGA PALESTINA PEROLEH AKSES PENDIDIKAN

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 15:38, 26/04/2024
Cover BEASISWA MUHAMMADIYAH BANTU WARGA PALESTINA PEROLEH AKSES PENDIDIKAN

JAKARTA -- Peran aktif lembaga filantropi Islam dalam merespons isu kemanusiaan di Palestina, tidak terbatas pada bantuan yang mendesak seperti makanan, pakaian, dan layanan kesehatan. Ada bantuan yang bersifat jangka panjang dan memberdayakan, salah satunya adalah bantuan pendidikan bagi warga Palestina berupa beasiswa yang dipersembahkan oleh Lazismu. Program beasiswa ini merupakan kerjasama antara BAZNAS, Lazismu, dan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang dananya diperoleh melalui donasi Ma'had Islam Rafiah Akhyar (MIRA) pimpinan Ustadz Adi Hidayat.

Untuk proses penjaringannya, menurut Mush'ab Bahrah dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, sama seperti bantuan beasiswa sebelumya. "Pemberian bantuan di tahun ini adalah Batch 3 yang penyeleksiannya sampai dengan penetapan penerima manfaatnya dilakukan dari bulan November 2023 sampai dengan bulan Maret 2024," jelasnya.

Pengumumannya ditayangkan di website resmi Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, sambung Bahrah. Semua persyaratannya, seperti untuk jenjang S1, S2, dan Summer Course lengkap dan dapat diakses oleh para penerima manfaat. Hanya saja, lanjut Basrah, selain berkolaborasi dengan Lazismu dalam pelaksanaanya, proses pencarian penerima manfaat juga melibatkan lembaga kemanusiaan di Turki untuk Palestina, yaitu Gazze Destek Derneği (GDD).

Untuk jumlah penerima manfaatnya, Bahrah mengatakan ada hampir seratus lebih pendaftar yang membuat akun secara online melalui link pendaftaran, namun yang terdaftar dengan data layak sebanyak 50 orang. Setelah diseleksi dengan tim penjaringan yang lolos sebanyak 34 orang sebagai penerima manfaatnya.

"Alhamdullah Maret telah ditetapkan hasilnya sebanyak 34 orang penerima beasiswa untuk 3 program tersebut. Penerima manfaat berasal dari Palestina yang berdomisili di Gaza sebanyak 16 orang, di West Bank sebanyak 16 orang, dan 2 orang di Istanbul," bebernya.

Mereka bebas memilih Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah (PTMA) di Indonesia dengan program studi yang diminati. Kurang lebih ada 21 PTMA dengan 173 program untuk jenjang S1, S2, dan Summer Course. Dalam kesempatan itu, Basrah mengatakan, insyaAllah penerima manfaat akan mulai menjalani kuliah pada bulan September 2024. Ada yang akan berkuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Universitas Muhammadiyah Surakarta, sebagian dari mereka akan menyusul datang ke Indonesia seraya memastikan kondisi yang sedang terjadi di Palestina saat ini.

"Pada prinsipnya, spirit pedagogis ini untuk bisa diwujudkan dalam nilai-nilai kemanusiaan. Muhammadiyah terbuka untuk para peminat warga di seluruh dunia untuk bergabung dalam sistem pendidikan tinggi berbasis Muhammadiyah," tutur Bahrah.

Tentu saja ini juga hasil kerja sama dengan Pemerintah Palestina, terutama Kedutaan Besar Palestina di Indonesia dalam hal kerja sama di bidang hubungan internasional. Diketahui warga Palestina kehilangan semua akses kehidupannya, termasuk akses ekonomi dan pendidikan. Karena itu, kata Bahrah, Muhammadiyah melalui Lazismu secara aktif berharap nilai manfaat program pendidikan juga bisa diakses semua kalangan dari latar belakang berbeda agar bisa merasakan sistem pendidikan di Indonesia.

[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]